Thursday, July 23, 2015

Hello World #Learn Arduino

The first time we practicing programming ussually with "hello world". Since Arduino both hardware and software, here is how to hello world in Arduino

---------------------------------------------------------------------------------------------------

//Learn Arduino-Hello world

void setup () {
  Serial.begin(9600);//open serial port with speed 9600 bit per second
  delay(10000); // delay time 10 second
  Serial.println("Hello world"); //print out the hello world
}

void loop () {}

---------------------------------------------------------------------------------------------------
 verivy, uplod and we just simply type "ctrl+shift+M" to show the print of "hello world", and then we got this from serial monitor





Saturday, July 18, 2015

Arduino

Arduino UNO

Gambar diatas kita sebut sebagai perangkat keras (hardware Arduino). Pertama kali dibuat di Italia.

Perangkat seperti apakah Arduino?

Arduino dibangun diatas platform komputasi fisik yang bersifat open source (gratis dan dapat dibangun secara bersama-sama).  Dengan arduino kita dapat mengatur lampu agar mati dan hidup secara otomatis, mengatur tingkat kecepatan motor,mengatur derajat putaran lengan robot, dll. Dari contoh tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Arduino merupakan suatu perangkat yang dapat mengontrol atau mengatur suatu sistem (Kontroler). Pekerjaan dengan menggunakan Arduino ini dapat dikombinasikan dengan software lain seperti Flash, Processing Max/MSP dll.

Arduino juga disebut sebagai perangkat interaktif yang kerjanya yang mampu merasa dan mengontrol (sense and control) suatu sistem.

Perangkat interaktif ini merupakan suatu rangkaian elektronika yang dapat digunakan untuk merasakan adanya perubahan lingkungan melalui  sensor yang mampu menerima informasi/input dari lingkungan. Informasi diterima dan diolah oleh Arduino untuk kemudian dijalankan berdasarkan perintah yang diprogram ke dalam bahasa Arduino. Perintah pada akhirnya dijalankan oleh aktuator.

Untuk membuat sistem yang dapat merasa dan mengontrol (sense and control) kita harus mengenal bahasa pemrograman Arduino. Seperti kata Nelson Mandela "If you talk to a man in a language he understand, that goes to his head, if you talk to a man in his language that goes to his heart". Begitu pula dalam mengenal Arduino, kalau ingin paham betul kita harus juga memahami bahasa Arduino yang berbasiskan bahasa C.





Monday, July 13, 2015

Menentukan resistor untuk LED


Awalnya dalam merangkai sebuah rangkaian listrik  saya bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa menentukan besar resistor 330 ohm, 1000 ohm, 1k ohm dll yang digunakan dalam rangkaian. 
Sebelum menentukan berapa besar kebutuhan resistor yang akan digunakan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain : 
  • Jenis LED apa yang  digunakan? 
  • berapa besar catu daya  (power supply) rangkaian yang tersedia?
  • Rangkaian dipasang secara seri ataukah paralel?
Ada rumus sederhana yang telah kita kenal sejak duduk di bangku SMP yaitu Hukum Ohm
V=I x R
dengan,
V = tegangan (volt)
I=arus (Ampere)
R = hambatan (ohm). 

Untuk mendapatkan nilai V, kita harus mengetahui terlebih dahulu tegangan dari catu daya yang tersedia, dan tegangan dari LED itu sendiri.


Misalnya kita menggunakan 2 battere yang dipasang secara seri dengan tegangan masing-masing 1,5 V dan kita akan memasang LED berwarna merah pada rangkaian. 

LED memiliki karakteristik yang disebut sebagai forward voltage(Vf) atau tegangan maju. Vf adalah jumlah tegangan yang hilang pada LED ketika beroperasi pada standar arus tertentu. Setiap warna LED memberikan nilai Vf yang berbeda-beda. Vf LED merah, hijau, biru dari informasi data sheet adalah 1,8V. Sehingga berdasarkan Hukum Ohm, maka nilai V adalah:
Vcatu daya - Vf = 3V-1,8 V=  1,2 V. 

Bagaimana dengan nilai I?. 
LED memiliki maximum continued current rating  (If atau Imax. Berdasarkan data sheet yang saya dapatkan klik disini nilai If = 20mA.

Maka nilai R adalah:

1,2 V = 20mA x R 
R = 1,2 V / (20x0,001A)
R=   60 ohm

Lalu bagaimana jika kita salah dalam memilih atau kurang tepat. Hal ini masih bisa ditoleransi dengan nilai sebesar ±5%. Dan untuk pertimbangan keamanan kita dapat memilih nilai resistor yang lebih tinggi misalnya 63 ohm atau 75 ohm atau bisa juga 100 ohm.

Selamat memilih LED yang sesuai dengan kebutuhan :)