Thursday, May 17, 2018

Aplikasi Pencahayaan Pada Ruang Bedah

image
Pencahayaan yang baik merupakan bagian penting bagi keberhasilan proses bedah. Improvisasi terus menerus sangat dibutuhkan dalam sistem pencahayaan pada proses bedah sejalan dengan pemahaman akan profesionalisme teknologi kesehatan untuk memberikan kualitas terbaik bagi hasil bedah.
Sejarah Pencahayaan Pada Ruang Bedah
Pada mulanya ruang bedah dibangun dengan pencahayaan berasal dari skylight berukuran besar dan dinding berlantai putih untuk menghasilkan refleksi yang kuat dari pencahayaan alami di siang hari (natural daylight).  Pencahayaan bedah artifisial kemudian dibuat pertama kali pada 1913. Saat itu sejumlah lampu incandescent (lampu pijar) digantung mengarah pada pasien untuk menghasilkan cahaya terfokus area pembedahan. Prosedur pembedahan yang sangat kompleks saat ini membutuhkan tingkat pencahayaan yang sangat tinggi dibandingkan dengan pencahyaan pada ruang umum yang ada.

imagesurgical skylight lighting imageskylight view

Kebutuhan Pencahayaan Pada Proses Bedah
Bidang manufaktur pencahayaan untuk kepentingan proses bedah terus menerus berinovasi agar dapat memenuhi kebutuhan para ahli bedah dan tim dalam menghasilkan produk yang dapat meliputi aspek-aspek berikut ini:
  • Penerangan yang cukup pada situs, termasuk rongga dalamPanas minimal dari situs bedah
  • Warna yang membantu yang dapat merender jaringan agar mudah dikenali
  • Sumber cahaya yang tepat yang tidak harus sering ditambahkan
  • Kenyamanan dalam posisi kepala yang mengenai kepala dan sinar ingin diarahkan pada jaringan.
  • Pengendalian dari fitur sistem pencahayaan.
Hal-hal fundamental dalam pencahayaan ruang bedah
Seperti halnya kebayakan organ yang ada pada tubuh kita, mata dapat merespon jangkauan dengan level yang sangat luas. Pencahyaan pada proses bedah sendiri membutuhkan cahaya yang lebih kuat dibandingkan dengan cahaya matahari di siang hari dan 100 kali lebih terang dibandingkan dengan cahaya untuk penerangan umum.
Mata seorang ahli bedah dapat mengalami kelelahan jika mendapat melihat daerah yang mendapat penerangan terus menerus. Ketegangan mata ini akan menyebabkan mata sulit untuk memvisualisasi bidang bedah bukan karena kesalahan dari cahaya bedah. Warna yang terlihat dan kemampuan pemecahan warna dari lampu diatasnya harus sama dengan yang diberikan oleh alat pencahayaan untuk menghasilkan pengelihatan yang baik bagi para tim bedah. Hal ini dipenuhi oleh standar kesepadanan antara temperatur warna (color temperatur) dan color rendering index (CRI).
Penerangan Daerah Bedah
Dalam proses bedah sangat dibutuhkan keterangan cahaya yang sangat tinggi karena mempertimbangkan adanya hambatan dalam menjangkau objek bedah seperti kepala dan bahu para tim bedah yang menghalangi penerangan pada bidang bedah. Dalam proses bedah hal yang sangat penting dan sering dilakukan adalah dibutuhkannya cahaya yang dapat pada baerah yang dalam ataupun bagian sempit suatu rongga. Pada kondisi ini biasanya dibutuhkan refleksi beberapa kali lipat karena mempertimbangkan adanya cahaya yang diserap oleh jaringan. Pencahayaan tunggal pada saat pembedahan umumnya antara 40.000 hingga 160.000 lux. Hampir seluruh ruang operasi menggunakan paling sedikit dua kali lipat dari iluminansi tunggal. Dibawah ini adalah-hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam sistem pencahayaan pada ruang bedah
Panas minimum, Cahaya yang dihasilkan oleh berkas lampu memberikan efek panas pada jaringan yang akan dibedah. Hal ini kedepannya merupakan suatu tantangan untuk pengembangan lampu yang memberika kenyaman temperatur.
Energi radiasi, jumlah energi radiasi yang sampai pada situs operasi bergantung pada jumlah energi radiasi yang diemisikan oleh sumber cahaya yakni bagaimana komponen optik luminer bedah mengumpulkan dan memfokuskan cahaya menuju situs operasi. Cahaya bedah yang baik akan meminimisasi emisi energi radiasi pada daerah infrared.
Irradiance, adalah sejumlah daya radisi yang mengenai permukaan dibagi dengan area permukaan.
Panas Radiasi, Efek dari energi radiasi adalah meningkatnya temperatur jaringan saat dikenai cahaya luminer. Kemampuan setiap pasien untuk bertahan pada level radiasi yang dipancarkan adalah berbeda-beda, bergantung pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi usia, pigmen kulit, kesehatan menyeluruh pada kulit dan sistem sirkulasi, begitu juga dengan sebelumnya obat-obatan yang dikonsumsi. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan muatan panas spesifik cahaya yang menyebabkan jaringan tubuh pasien mengalami peningkatan temperatur. Untuk mengurangi resiko bahaya termal akibat cahaya lampu bedah, standar internasional untuk pencahayaan pada proses bedah membatasi irradiance dari luminer tunggal agar tidak melebihi 1000W/m2. Selain itu, efek pemanasan juga akan dirasakan oleh para time bedah yang mengalami penyinaran pada bagian kepala selama berjalannya proses operasi menimbulkan ketidaknyaman.
Warna yang Membantu, Banyak keputusan yang dibuat oleh para ahli bedah dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menginterpretasikan antara bayangan halus suatu warna dan membandingkan warna yang mereka lihat pada saat bedah dengan pengalaman sebelumnya maupun pada saat latihan.
Temperatur Warna, Pencahayaan pada proses bedah umumnya memiliki temperatur warna sekitar 4400K.
Color Rendering Index, CRI dikembangkan dipelajari dalam pembedahan setelah disadari adanya perbedaan antara objek yang disinari oleh beberpa jenis lampu dapat berbeda-beda, oleh karena itu interpretasi warna harus dinilai berdasarkan warna referensi.
image
Ketepatan Distribusi Cahaya, Rancangan optik suatu lampu bedah menentukan bagaimana cahaya yang terdistribusi melalui berkas yang dihasilkan. Hal-hal yang menentukan tersebut diantaranya adalah pola ukuran dan bentuk, depth of field, uniformity, panjang fokus, jangkaun kerja dan kendali bayangan.
Sumber Cahaya
image
Sumber cahaya mengkonversi energi listrik menjadi radiasi yang dapat dilihat oleh mata, namun dapat juga menghasilkan radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata pada UV atau bagian infrared (IR) dari spectrum yang bersifat sampah dan berbahaya bagi pasien. Hingga saat ini sumber cahaya utama dalam proses bedah adalah lampu incandescent. Jenis yang paling terkenal adalah lampu halogen yang dalam penggunaannya bertahan hingga 1000 jam (6 bulan). Pada lampu halogen ini biasanya cukup banyak dalam meradiasikan IR dan biasanya disiasati dengan melengkapinya dengan komponen optic seperti reflector, lensa dan filter.
image
Jenis sumber cahaya yang paling baru adalah LED. Sumber cahaya revolusioner ini memiliki dua prinsip penting membedakannya dengan lampu incandescent dalam penggunaannya bagi kebutuhan pembedahan. Pertama, LED dapat dirancang untuk hanya menghasilkan cahaya yang dapat dilihat yang bukan radiasi IR. Hal ini menyebabkan cahaya yang dipancarkan lebih dingin dibandingkan dengan lampu incandescent. Kedua adalah waktu hidup lampu jenis LED lebih lama yakni 100.000 jam (10-15 tahun) dibandingkan dengan lampu incandescent.
Kebutuhan akan proses bedah yang baik dan berkualiatas dalam bidang kedokteran telah mendorong perkembangan dunia rekayasa pencahayaan untuk mengimprovisasi sistem pencahayaan yang memenuhi standar kesehatan, efisien dan efektif bagi keberhasilan proses bedah.

Referensi
Education Study Guide Sferis. Lighting the way to surgery: What is Needed in a Surgical Light
Education Study Guide Sferis. Advancement in Surgical Lighting System and Their Clinical Implication
Volker Dockhorn et, al. Proper Illumination from Surgical Light Reduces Fatigue and Improves Concentration. BERCHTOLD GmbH & Co. KG Tuttlingen, Germany,Department of Light Engineering atTechnische Universität Ilmenau, Germany
http://www.wikipedia.com/ keyword “surgical lighting”

No comments: